Tingkatkan Kemampuan Spasial, SMK Negeri 1 Tukak Sadai Jadi Sekolah Membangun Desa


BANGKA SELATAN  – Kalangan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung mulai menggerakkan program SMK membangun desa.


Program ini ditujukan untuk mendorong pembangunan desa dengan melibatkan andil dari siswa-siswi SMK. Khususnya dalam peningkatan kemampuan spasial bagi para peserta didik guna membantu pemberdayaan masyarakat desa untuk sektor kelautan dan perikanan.


Kepala SMKN 1 Tukak Sadai, Sutiono bilang, program SMK membangun desa merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi yang bertujuan untuk membangun kerja sama antara SMK dan pemerintah desa. 


Program ini merupakan salah satu kebijakan revitalisasi SMK dan diharapkan dapat melahirkan satuan pendidikan yang bersinergi dengan pemerintah desa. Program ini juga menjadi salah satu solusi dalam pengembangan desa dengan peran serta dari SMK.


“Untuk program SMK membangun desa, SMK N 1 Tukak Sadai sudah kolaborasi dengan pemerintah Desa Tukak,” kata dia kepada Bangkapos.com, Kamis (29/8/2024).


Sutiono memaparkan, adapun kolaborasi yang dilakukan ialah langkah budidaya maupun pengelolaan sektor kelautan dan perikanan sekaligus mengajarkan kompetensi SMK kepada masyarakat desa.


Oleh karena itu, pihaknya saat ini turut menggandeng Universitas Bangka Belitung (UBB) guna memberikan peningkat kemampuan spasial bagi para peserta didik tanpa terkecuali.


Melalui pelatihan tersebut diharapkan mampu menjadi ilmu tambahan bagi para siswa pasca lulus sekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.


Terpenting kemampuan tersebut dapat mereka aplikasikan ke lapangan. Mengingat pemetaan spasial laut merupakan penyediaan informasi spasial untuk kegiatan, perencanaan, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kelautan.


Pemetaan laut dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan navigasi laut. Selain itu, identifikasi potensi kawasan konservasi laut, penentuan lokasi potensi kawasan konservasi hingga penyusunan  konsep pengelolaan perikanan tangkap.


“Apalagi di bidang kelautan perikanan itu sudah penting karena untuk pemetaan lokasi tambak, keramba jaring apung, budidaya rumput laut dan lainnya,” jelas Sutiono.


Di sisi lain sambung dia, SMK Negeri 1 Tukak Sadai ditargetkan minimal mendampingi beberapa desa binaan. Sehingga, setiap peserta didik yang tengah melaksanakan ujian praktik dapat melakukannya di desa.


Sehingga SMK dapat turut mendorong perpaduan potensi dan sumber daya manusia yang ada di pedesaan. Program pengajaran kompetensi keahlian siswa SMK kepada masyarakat dapat menjadi dorongan bagi potensi sumber daya manusia (SDM) di desa.


“Pelatihan ini merupakan program lanjutan dari tahun 2023. Mulai dari latihan drone hingga pengaplikasian ke lapangan,” sebutnya.


Kendati demikian kata Sutiono, melalui pelatihan tersebut dirinya berharap para siswa dapat dinyatakan kompeten tidak hanya dalam bidang pelayaran. Akan tetapi juga dalam bidang budidaya serta pengolahan produk hasil laut dan perikanan. Terlebih sudah banyak produk dihasilkan oleh siswa dan siswi dari SMK N 1 Tukak Sadai, dari berbagai olahan hasil laut dan telah memiliki nilai ekonomis.


“Pelatihan ini saya yakin akan berdampak ke sekolah kami dan kerjasama berkelanjutan dengan UBB,” katanya.


Jadi Upaya Pengabdian Kepada Masyarakat


Dosen Ilmu Kelautan UBB, Suci Puspita Sari bilang, pelatihan peningkatan kemampuan spasial merupakan bagian dari pengabdian masyarakat ilmu kelautan dari UBB. Bekerjasama dengan SMK Negeri 1 di Tukak Sadai guna peningkatan kompetensi atau skill dari siswa-siswi di sini dalam bidang pemetaan. Mulai dari praktikum di lapangan hingga pemetaan menggunakan drone. Dengan konsep pemetaan dasar mereka diajarkan untuk memetakan wilayah yang ada di Bangka Selatan.


Mempelajari tentang batas kecamatan dan juga menampilkannya dalam bentuk peta. Melalui kegiatan ini pula menjadi upaya peningkatan skill navigasi bagi para siswa ke depannya. Mengingat mulai berkembangnya teknologi yang semakin canggih. Sekaligus mengajarkan mereka bagaimana caranya membaca peta ketika nantinya mulai terjun ke tengah masyarakat.


“Sekarang sudah banyak teknologi contohnya yang menggunakan Google map. Mungkin ada juga yang belum paham untuk cara membaca peta dan skala,” ujarnya.


Meskipun begitu kata Suci Puspita Sari, pemetaan kawasan laut penting dilakukan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk menjalankan program pembangunan. Hal ini turut berkaca dengan adanya konflik yang terjadi di tengah masyarakat khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Misalnya pemanfaatan wilayah hutan maupun laut yang digunakan untuk aktivitas pertambangan timah. Jika tidak tahu batasan wilayah regional tata ruang maka akan sulit melakukan manajemen ke depannya.


“Diharapkan nantinya bermanfaat ketika mereka di dunia kerja. Paling tidak mereka ada skill yang bisa dipakai untuk pemetaan tata ruang wilayah,” pungkas Suci Puspita Sari.


Sumber : BANGKAPOS.COM

Previous Post Next Post