Toyota Motor Corp. pada Selasa (30/7) menyatakan bahwa kelompoknya
menjual total 5,16 juta kendaraan di seluruh dunia pada semester pertama
tahun 2024, mengalahkan pesaing Volkswagen AG untuk mempertahankan
posisi teratas dalam penjualan global selama lima tahun berturut-turut.
Namun demikian, angka penjualan global grup pada periode Januari-Juni,
termasuk unit pembuat mobil kecil Daihatsu Motor Co. dan anak perusahaan
pembuat truk Hino Motors Ltd., turun 4,7 persen dari setahun sebelumnya
akibat penghentian produksi yang disebabkan oleh serangkaian skandal
kualitas dan penjualan yang lesu di China menurut siaran Kyodo.
Perusahaan pesaingnya dari Jerman, Volkswagen, pada periode yang sama
menjual 4,35 juta kendaraan, turun dari 4,37 juta setahun sebelumnya
menurut pernyataan perusahaan.
Produksi global grup Toyota menurut perusahaan turun 9,8 persen menjadi 5,07 juta kendaraan dalam enam bulan pertama tahun ini.
Angka penjualan kendaraan domestik grup di Jepang juga turun 32 persen
menjadi 823.595 kendaraan karena Daihatsu menghentikan sementara
produksi menyusul temuan data uji keselamatan yang dipalsukan.
Setelah menangguhkan produksi di pabriknya pada Desember 2023, spesialis
mobil kecil tersebut melanjutkan operasi di semua pabrik perakitan
domestik pada awal Mei 2024.
Toyota juga menghentikan beberapa produksi kendaraan domestik selama
setengah tahun, mengakui bahwa mereka melakukan uji kendaraan dengan
cara yang tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Penarikan kembali mobil hibrida populer Prius baru-baru ini juga ikut menurunkan angka penjualannya.
Sementara itu, angka penjualan Toyota di luar Jepang tercatat meningkat
3,1 persen sehingga mencapai rekor 4,34 juta kendaraan berkat permintaan
yang kuat di Amerika Utara dan Eropa.
Pembuat mobil itu mencatat peningkatan penjualan 14,6 persen di Amerika
Utara untuk merek Toyota dan Lexus karena mobil hibridanya semakin
dilihat sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan kendaraan
listrik mahal.
Angka penjualan kendaraan Toyota di Eropa tercatat naik 10,2 persen,
didorong oleh penjualan yang kuat dari versi hibrida Corolla dan RAV4.
Namun, Toyota mengalami kesulitan di China, menghadapi penurunan penjualan 10,8 persen di negara itu.
Perusahaan menghadapi persaingan harga yang semakin intensif karena
pembuat mobil lokal China memperluas jajaran kendaraan listrik dengan
harga terjangkau.
Pada paruh pertama tahun 2024, Toyota dan Lexus menjual total 4,89 juta
kendaraan di dunia serta Daihatsu dan Hino menjual masing-masing 210.910
dan 59.273 unit kendaraan.
Grup Toyota berencana menjual 10,95 juta kendaraan selama satu tahun
yang berakhir Maret 2025. Angka itu turun 1,3 persen dari setahun
sebelumnya.
Perusahaan pada Mei menyatakan akan memprioritaskan penanganan masalah
internal seperti skandal terkait kualitas daripada mengejar volume
penjualan pada tahun fiskal ini.
Secara keseluruhan, delapan pembuat mobil besar Jepang selama paruh
pertama tahun 2024 menjual total 12,04 juta kendaraan secara global,
naik 0,4 persen dari setahun sebelumnya menurut perusahaan-perusahaan
tersebut.
Produksi global gabungan mereka selama kurun itu turun 5,5 persen
menjadi 11,86 juta unit, antara lain dipengaruhi oleh skandal kecurangan
sertifikasi kendaraan dalam industri yang melibatkan Mazda Motor Corp.,
Honda Motor Co., dan Suzuki Motor Corp., Toyota, dan Daihatsu.
Sumber: https://otomotif.antaranews.com/